DialogMandalika.Com, LOMBOK BARAT (8/8) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lombok Barat terus menunjukkan komitmennya dalam membangun karakter positif dan rasa kebersamaan di antara warga madrasahnya. Salah satu inisiatif inovatif yang secara rutin diselenggarakan adalah Sarapan Lezat Jumat (Salju), sebuah kegiatan berbagi sarapan bersama yang digelar setiap Jumat pagi. Program ini bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah wadah untuk menanamkan nilai-nilai luhur yang diyakini membawa keberkahan bagi seluruh warga madrasah. Pada Jumat (08/08/2025) pekan ini, kegiatan Salju kembali dilaksanakan dengan penuh antusiasme, menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat.
Program ini menjadi bukti nyata bahwa keberkahan dapat dihadirkan dari hal-hal sederhana, asalkan dilakukan dengan tulus dan dalam kebersamaan. Setiap Jumat, seluruh guru, pegawai, dan siswa berkumpul untuk menyantap hidangan sarapan yang telah disiapkan secara bergiliran. Momen ini menjadi jeda sejenak dari aktivitas belajar-mengajar, memungkinkan semua elemen madrasah berinteraksi lebih dekat, layaknya sebuah keluarga besar.
Kepala MAN Lombok Barat, H. Abdul Azis Faradi, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan Salju memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar membagikan makanan. “Salju ini menjadi momen kita untuk memperkuat rasa syukur, mempererat ukhuwah, dan menumbuhkan semangat berbagi,” ungkapnya.
Menurutnya, setiap hidangan yang disajikan memiliki nilai spiritual. Makanan yang halal dan penuh keberkahan ini diharapkan dapat menjadi sumber energi positif. “Dari makanan yang halal dan penuh keberkahan ini, kami berharap lahir energi positif yang memotivasi siswa untuk belajar dan berbuat baik,” lanjut H. Abdul Azis. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya menyentuh aspek fisik, tetapi juga aspek mental dan spiritual, membentuk pribadi siswa yang lebih baik.
Kegiatan Salju diawali dengan doa bersama, yang dipimpin oleh salah satu guru atau siswa, menciptakan suasana khusyuk dan penuh rasa syukur. Setelah itu, giliran pembagian sarapan dimulai. Menu yang dihidangkan sangat bervariasi, menunjukkan kreativitas dan kekompakan warga madrasah. Mulai dari makanan tradisional khas daerah hingga kudapan modern yang digemari siswa, semua disajikan dalam bentuk nasi bungkus yang praktis dan merakyat. Keragaman menu ini juga menjadi simbol keberagaman di lingkungan madrasah yang tetap bersatu dalam kebersamaan.
Aprilia, salah satu siswi MAN Lombok Barat, mengungkapkan perasaannya tentang kegiatan ini. “Rasanya seperti makan di rumah bersama keluarga. Kami jadi saling mengenal, lebih akrab, dan belajar peduli kepada teman,” ujarnya dengan wajah ceria.
Kesaksian Aprilia menunjukkan bahwa program Salju sukses menciptakan lingkungan madrasah yang suportif dan penuh keakraban.
Melalui kegiatan ini, siswa diajak untuk menghargai setiap rezeki yang diterima, menumbuhkan rasa empati terhadap sesama, dan membiasakan diri dalam kebersamaan. Mereka tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga belajar kehidupan sosial yang sesungguhnya. Program ini menjadi jembatan yang menghubungkan antara guru, pegawai, dan siswa, menghilangkan sekat-sekat formal yang biasa ada di lingkungan sekolah.
Melihat respons positif dari seluruh warga madrasah, pihak MAN Lombok Barat berencana untuk mengembangkan program ini ke depannya. Rencananya, kegiatan Salju akan diperluas menjadi program berbagi dengan masyarakat sekitar. Langkah ini akan menjadi bentuk pengabdian sosial, di mana madrasah tidak hanya fokus pada internal, tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. “Kami ingin semangat berbagi ini tidak berhenti di dalam madrasah saja, tetapi juga menjangkau masyarakat yang membutuhkan,” pungkas H. Abdul Azis.
Dengan semangat Salju, MAN Lombok Barat membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada transfer ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, pendidikan adalah tentang membangun karakter, menumbuhkan kepedulian, dan memperkuat persaudaraan. Melalui kegiatan sederhana yang rutin ini, mereka telah berhasil menciptakan lingkungan yang harmonis, penuh
keberkahan, dan siap melahirkan generasi penerus yang berakhlak mulia. (RN-006)
Comments0