Lombok Timur, dialogmandalika.com (16/10) - SMKN 1 Sakra Lombok Timur (Lotim) kembali menunjukkan prestasinya melalui jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP).
Lombok Timur, dialogmandalika.com (16/10) - SMKN 1 Sakra Lombok Timur (Lotim) kembali menunjukkan prestasinya melalui jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP).
Kepala Jurusan APHP SMKN 1 Sakra, Rohatin Arpianingsih, diwakili oleh Sri Rahmawati sebagai teknisi, menjelaskan proses yang dilalui oleh para siswinya dalam praktik pembuatan roti manis dengan puluhan varian.
"Alhamdulillah, Kami di jurusan APHP sudah bisa membuat 30 varian roti yang lezat dan enak," ujar Sri Rahmawati pada Kamis, 16 Oktober 2025.
"Meski ada 30 jenis varian roti manis yang sudah dipelajari, siswa hanya rutin memproduksi 9 jenis dengan harga jual berkisar Rp2.500 hingga Rp5.000 per produk saja," lanjutnya.
Lanjut Sri setiap hari kurang lebih sekitar 13 siswa masuk praktik dari jam 7 pagi sampai 3 sore dengan sistem shift pagi dan siang.
"Dalam satu hari, produk yang berhasil dibuat oleh para siswi kami rata-rata bisa mencapai 200 potong roti. Produk hasil praktik ini tidak hanya dijual di kantin sekolah, namun itu juga dipasarkan ke beberapa toko yang rutin memesan," kata Sri.
Sedangkan Kepala Sekolah SMKN 1 Sakra, Ahmad Suhamka, mengakui kalau anak didiknya bisa bekerja sama dengan jurusan-jurusan yang lain dalam berkarya atau mengembangkan hasil praktek olahan mereka.
"Yang membuat produk ini spesial adalah komposisinya yang menggunakan bahan baku hasil panen jurusan mereka, seperti jurusan Agribisnis Ternak Unggas (ATU) yang menghasilkan telur ayam sebagai bahan baku pembuatan roti dan daging ayam yang diolah menjadi abon sebagai bahan pelengkap pembuatan roti, serta selada yang diproduksi oleh jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) yang juga digunakan sebagai bahan pelengkap roti," jelas Suhamka.
Kesungguhan dan inovasi SMKN 1 Sakra dalam bidang APHP ini membuktikan komitmen kuat antara semua elemen yang ada di lingkungan sekolah untuk membawa siswa tidak hanya mampu secara teori, tapi juga terampil langsung menghasilkan produk bernilai jual tinggi.
"Tentu ini merupakan hasil dari kolaborasi dari semua pihak, mulai dari guru, siswa, dan semua tenaga pendidik yang ada, dan menjadi contoh nyata sinergi pembelajaran dan kewirausahaan yang menginspirasi semua orang," tutupnya.(Z-008)
Comments0